Selamat bersua disini

Kamis, 12 Agustus 2010

MANISAN BLIMBING WULUH

Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm.
Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah. Belimbing wuluh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol. Cabang muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda. Buahnya buah buni, bentuknya bulat lonjong bersegi panjang, warnanya hijau kekuningan, bila masak berair banyak. Rasa buahnya asam, dapat digunakan sebagai sirop penyegar, bahan campuran sambal, cairannya untuk membersihkan noda pada kain, mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan atau sebagai bahan obat tradisional. Kandungan kimianya meliputi Saponin, tanin, glucoside, calsium oksalat, asam format, calsium oksalat, kalium sitrat.

Nama lokal belimbing asam tersebut antara lain :
- Balimbing poros (Komering Palembang);
- Asom, belimbing (Batak);
- Balimbieng (Minangkabau);
- Calincing, Balingbing (Sunda);
- Balimbing wuluh (Jawa);
- Bhalingbhing bulu (Madura);
- Blingbing buloh (Bali).


Mengingat bahwa manfaat buah belimbing wuluh yang cukup banyak maka siswa perlu mengolahnya agar buah yang berasa asam ini dibuat menjadi
manisan yang nikmat dan segar. Caranya adalah sebagai berikut :


Siapkan 2 Kg blimbing wuluh yang cukup tua lalu diperas menggunakan alat pemeras jeruk agar cairannya yang berasa asam terbuang. Rendam dalam air kapur sirih selama 1-2 jam, tiriskan dan bilas dengan air bersih. Didihkan 4 liter air lalu larutkan 500 gram gula pasir dan masukkan blimbing wuluh yang telah disiapkan.
Proses perebusan dilakukan selama 30 menit atau kira-kira volume air berkurang menjadi 3 liter. Manisan blimbing wuluh siap dihidangkan atau dikemas dalam toples/ kantong plastik.

JAMUR TEH DATANG - SEMBELIT HILANG

PERCOBAAN BUDIDAYA JAMUR TEH KOMBUCHA
          Teh dikenal di Indonesia sejak tahun 1728, dijaman Belanda dan ketika itu mulai dibudidayakan di pulau Jawa. Di daerah Bogor Jawa Barat terdapat sejumlah perkebunan teh yang tetap berproduksi sampai saat ini. Pada pertengahan tahun duapuluhan, suatu jenis jamur teh terdistribusi secara luas dengan berbagai nama dagang : Mo-Gu, Fungojapon, Volga, Kvas atau Kombucha. Jamur teh Kombucha selain sebagai minuman segar juga digunakan sebagai obat pencahar (sembelit).

      Penelitian dan pengamatan pertumbuhan jamur kombucha tea dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari pengaruh gula terhadap pertumbuhan jamur kombucha tea agar dapat membiakkan jamur kombucha dan menyimpannya dalam waktu yang lama.
Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan menguasai teknologi pembiakan jamur kombucha sehingga menjadi barang yang berdaya guna bagi kesehatan. Mengingat beberapa daerah sekitar kita adalah penghasil teh maka perlu diperkenalkan pada masyarakat mengenai pemanfaatan dan khasiat Jamur Kombucha dalam mengatasi penyakit sembelit. 
Kombucha kultur pada masa inkubasi 5 hari mulai terapung diatas permukaan cairan teh dan jika wadah/ toples sering terguncang akan tenggelam. Bila Kombucha kultur tenggelam maka kombucha kultur baru akan menyusul tumbuh dipermukaan. Kombucha kultur perlu waktu 5 hari untuk menghasilkan dirinya kembali. Ia mulai dengan lapisan sangat tipis lalu tumbuh jadi lebih tebal. Kombucha kultur tumbuh dan menutupi seluruh permukaan cairan teh. Pada saat tumbuh dipermukaan air teh, Kombucha kultur menebal secara bertahap dan perlahan. Kombucha kultur akhirnya berbentuk gabungan lapisan yang mudah dipisah. Setiap lapisan dapat dipakai secara terpisah untuk membuat Kombucha yang baru. Lapisan kombucha kultur yang baru akan terbentuk dipermukaan teh, dengan cara demikian itu Kombucha memperbanyak dirinya
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil percobaan, diketahui bahwa jika memakai masa gula hanya 50 gram maka bobot Kombucha kultur dihasilkan selama 20 hari inkubasi (penyimpanan) hanya 24 gram, akan tetapi ketika memakai masa gula 150 gram ternyata bobot Kombucha kultur mampu mencapai 140 gram untuk 20 hari inkubasi. Hal ini membuktikan bahwa massa mempengaruhi pertumbuhan Kombucha kultur dan dapat dimaklumi bahwa gula merupakan zat karbohidrat yang disukai Kombucha kultur untuk pertumbuhannya.