Selamat bersua disini

Selasa, 03 Agustus 2010

Pengalaman Si Baret Ungu Menwa Jogjakarta







Sebagai mantan personil Resimen Mahasiswa (Menwa) Batalyon 5 AKPRIND Yogyakarta, saya memiliki beberapa pengalaman menarik dan merupakan kenangan yang indah diera tahun 80-an.

Pertama : Kenangan saat Latihan Dasar (Latsar) Yudha III yang seakan baru kemarin berlalu dan masih terbayang dipelupuk mata. Semua alumni Menwa (Resimen Mahasiswa) pasti punya juga kenangan serupa namun mungkin saking indahnya kenangan itu sehingga sulit untuk diungkapkan.
Saya mencoba mengungkap kembali sebuah kenangan menakutkan tapi juga lucu saat menjalani Latsar Menwa tahun 1980 di Wonosari.
Ketika itu merupakan pekan terakhir latsar, calon Menwa Baret Ungu mulai digiring long march menuju Jogja. Saat itu tepatnya malem jum'at kliwon lagi pula pas hujan gerimis, pasukan di kumpulkan di sebuah lapangan desa masih dalam wilayah Gunung Kidul. Kondisi medan latihan becek sekali, sehingga kami tak mampu bergerak lincah. Apalagi dengan bobot ransel dan senapan SP7 ditambah beratnya sepatu lars yang "ngedibel" ketempelan tanah liat.
Di pos pemberangkatan, kami diperintahkan menghapal sandi dan hanya boleh disampaikan kepada petugas penerima setelah masing-masing mencapai pos terakhir.
Satu persatu calon menwa dilepas dalam kegelapan dengan berpegang pada kabel. Kabel itu panjangnya hampir 1 Km. Setelah 10 menit perjalanan teman yang didepan maka sampai pada giliran saya melangkah. Agar lebih leluasa berpegang pada kabel pemandu maka senapan saya sangkutkan dibahu.
Pada awalnya saya masih happy-happy saja walaupun kabel itu meliuk ke kolong jembatan lalu nanjak di kecuraman tebing.
Namun jantung mulai deg-deg byar.... saat kabel yang kupegang mengarah ketanah lapang tak berpohon, ... itu rupanya areal pemakaman warga. Dari kemerlap bintang saya bisa melihat bayangan patok-patok kuburan serta sebuah gubuk kecil persis ditengah-tengah areal pemakaman. Gubuk itu biasanya dipakai untuk tempat menaruh kurung batang (keranda jenazah) ... lalu kabel yang kupegang mengarah ke gubuk itu.
Sekalipun sadar bahwa calon menwa sedang dilatih berani menghadapi pocong-pocong... tak urung yo merinding juga, apalagi diselingi bau asap kemenyan menyesakkan dada.
Saya terus melangkah masuk areal pemakaman itu. Setelah tepat berada didepan gubuk tersebut saya menoleh ke kiri dan kanan sambil uluk salam : "assalamu'alaikum ya ahlad diyar minal muslimin wal muslimat" (hehehe... untung ngga terdengar jawaban), saya lantas merunduk untuk melangkah masuk gubuk yang atapnya cuma sebatas leher. Tapi kok yo aneh ... terasa berat, sepertinya ada tenaga yang menahan ransel sehingga saya tak bisa maju. Dalam pekatnya malam itu, saya sempat berpikir ... "jangan-jangan ransel ini ditarik genderuo ?!", tapi ketika kutoleh kebelakang... ngga ada sesuatu apapun. Aku kembali mencoba melangkah walau terasa berat tapi kulawan dengan tenaga yang lebih besar. Tiba-tiba... "mak grupyaakk !!", sebuah kaso patah dan sejumlah genteng berjatuhan, membuat suasana heningnya kuburan menjadi gaduh seketika. Aku baru sadar... ternyata tadi aku ngga bisa jalan kedepan karena moncong senapanku nyangkut dikaso itu.... weleh, ... weleh, ... weleh.
Aku segera ambil langkah seribu, maaf bukan karena takut dengan pocong-pocong itu... aku takut pelatih tiba-tiba nongol dan nuntut supaya kupasang kembali genteng-genteng yang barusan kujatuhkan.

Kedua : Saat berlangsung kegiatan Latsar Yudha 3 tahun 1980, kami sempat bermukim di hutan jati wilayah Gunung Kidul - DIY untuk melaksanakan apel kesiapan survival. Dalam acara tersebut instruktur mengajarkan cara mengenali ular berbisa, ular yang tak berbisa termasuk tata cara menjinakkannya. Pelaksanaan survival tersebut berlangsung sehari semalam.
Singkat cerita, saat menjelang malam, tiba-tiba ada seorang menwa putri yang cantik jelita, berteriak histeris ... "tolooong, tolooong ... ada uler dipunggungku !".
Sontak teman-teman berlarian mendekatinya ingin menolong sambil bawa pentung buat gebuk.
Sebagian besar menwa perantau dari luar jawa mengira bahwa yang dimaksud uler itu adalah ular. Rupanya cuman ulat keket yang segede klingking. Ulat tersebut tidak berbahaya, cukup dislentik dengan telunjuk saja mati.
Menwa putra yang saat itu bersemangat ingin menolong, akhirnya malah jadi malu ati, mereka baru tau bahwa ulat bahasa jawanya uler, sedangkan ular bahasa jawanya ulo.

Ketiga : Saat dilatih bertahan hidup atau survival, merupakan hari-hari terakhir kegiatan pendidikan dasar menwa. Ketika itu pasukan kami sudah di-inapkan semalaman disebuah perbukitan hutan jati ditepi kali masih dalam kawasan Gunung Kidul.
Kami semua tidak ada yang mengetahui perihal Survival itu seperti apa dan kapan. Pagi hari pasukan menwa sudah dibangunkan dan apel pagi. Lalu digeledahi satu persatu. Dompet dan uang juga makanan dalam ransel dikumpulkan pada pelatih.
Selanjutnya pasukan dilepas begitu saja dan berdiam diri diatas bukit dengan berbekal garam sesendok dan korek api. Biasanya kami menerima sarapan pagi tapi hari itu tidak ada yang dimakan, bahkan air putih dalam peples-pun sudah ditumpahkan tadi.
Para pelatih yang biasanya membaur bersama kami telah menyingkir entah kemana. Semua calon menwa pada bengong dan mulai gelisah merasakan lapar.
Seorang teman dari mahasiswa Semarang bertanya pada saya tentang apa yang harus diperbuat untuk mengatasi rasa lapar itu.
Akhirnya kami berdua sepakat untuk nyari makan kebawah bukit dekat kali. Saya sekalian nyebrang kali untuk memetik dedaunan singkong, kaos saya copot untuk wadah dedaunan. Sementara temanku itu sibuk mengumpulkan bekicot.
Sejenak kami berdua asyik menggetok tempurung bekicot dan mencuci bersih lendir-lendirnya di kali. Sempat pula teringat untuk membawa air kali dengan dua topi baja (helm) sebagai wadahnya.
Tanpa diduga kegiatan kami itu diketahui pelatih. Kami berdua diteriaki dari jarak sekitar 100 meter agar mendekat. Tapi mana mungkin kami mau karena bakal kena sanksi, maka dari itu kami lebih memilih lari... lari dan terus lari walaupun dikejar dan ditembaki.
Walhasil ... sesampai diatas bukit, air yang diwadahi dalam dua topi baja itu tinggal separoh lagi karena tertumpah-tumpah saat kami bawa lari.
Namun ... hati agak sedikit lega karena pelatih yang nguber-uber kami kehilangan jejak dan tak berniat nyusul keatas bukit.
Daun singkong lalu kami rebus dengan menggunakan topi baja mahasiswa Semarang sebagai pancinya. Pagi itu semua teman bergembira, ... sambil menikmati daun singkong rebus dan sate bekicot. Cacing dalam perut masing-masing teman bisa dibuat tenang untuk sementara waktu dan kamipun tertidur.
Saya terbangun setelah mencium bau semur jengkol. Rupanya seseorang menaruh sebungkus nasi rames yang masih anget dipelukanku saat aku tertidur. Terdengar suara mulai gaduh... "woy... woy... bangun woy... makan woy !".
Aku segera duduk bersila sambil membuka bungkusan. Tanpa nyuci tangan ... langsung kusantap nasi lezat itu. Hmmmm... lumayan rasanya, semur jengkol, telor ayamnya sebelah plus tempe goreng. Dalam hatiku ... ini nasi rames Gunung Kidul mantap juga, mirip nasi uduk wong betawi punya.
Sambil kami makan bareng-bareng, kutanya teman "senasib seperjuangan" yang duduk disebelahku : "kpribhen ceritane mas, kok iso enthuk pembagian sega gratis kiye' ?"
Temanku itu menjawab : "Apane sing gratis... enak temen nyong, iki sega ngutang !"
"Hahh... ngutang kpribhenlah ?!"
Dia-pun menceritakan kronologis datangnya nasi rames ke bukit survival itu begini :...
Seorang rekan kami, sesaat setelah dimulai acara survival, ... dia turun dari bukit hendak nyari makan. Ketika itu dia ketemu seorang warga desa yang akan ngarit rumput buat kambing peliharaannya.
Si tukang arit dipinjam kain sarung, baju dan ikat kepalanya untuk penyamaran. Untung simas tukang arit itu maklum dan bersedia meminjamkan.
Maka dia secepatnya ganti pakaian "penyamaran" dan segera meluncur ke perkampungan warga yang jaraknya sekitar tiga kilometer dari lokasi bukit. Kebetulan dia menemukan sebuah warung nasi yang masih sepi karena baru buka.
Dia borong sebakul nasi dan minta semuanya itu dibungkus.
"Ngono ceritane !... mengko sega iki nyong bayar, nyaur ngono yo ?!" kata temanku itu sambil ngelap tangan kanannya yang bekas nasi kererumputan.
"Oke... oke... Lha... duik-e seko ngendi kok yo iso tuku sega semono okehe ?!" tanya saya lagi penasaran.
"Ono cah telu sing lolos pemeriksaan mau, ... duik-e diselempitke nang selangkangan, kuabeh pelatih rak ngerti ... hahahakhak !" jawab temanku itu sambil ketawa terkekeh-kekeh.
Wee... lahh, ... hehehe
Ngga ada aktivitas berarti yg dapat dilakukan diatas bukit itu. Kami hanya menanti dan menanti hingga hari berganti.
Rekan-rekan membuat kelompok sendiri-sendiri, sebagian ada yang tiduran dibawah ponco. Ada yang ngobrol dan ngerumpi.
Kerumunan paling rame adalah kelompok rekan yang main gaple. Gaple kertas juga lolos dari pemeriksaan karena saat itu seorang rekan mengempitnya dibawah ketiak.
Permainan gaple unik itu bersifat perorangan, bukan berpasangan. Bagi yang kalah harus ngocok kartu dan hukuman plus yaitu memikul sepasang sepatu lars dibahu. Permainan ini berlangsung tiga ronde saja lalu diganti rekan-rekan lain yang antri.
Waktu terus berlalu hingga matahari menggelincir diufuk barat, hari mulai sore. Tiba-tiba kami dikejutkan dengan kehadiran seseorang.... "penyamar".
Dia rekan kami dari Yon Gabungan, ... mahasiswa sibuk karena dia merintis usaha pembuatan barang2 souvenir dari kulit dan kaos sablonan. Dia saat itu terhitung sebagai menwa "Beruang".
Dia meloloskan diri dari bukit survival mulai subuh. Menyamar menggunakan kain sarung dan model tampilan orang desa. Dia lolos sampai ke jalan raya lalu naik angkot menuju jogja.
Dengan wajah berseri rekan kami yang baru balik dari jogja itu mulai membuka bungkusan oleh-oleh, ... geplak bantul beberapa bungkus, gudeg, mie instan dan satu slop rokok "duo-tigo-ampek".
Sore hingga malam itu kami bisa merasakan makan enak, merokok klepas-klepus dan melanjutkan main gaple sampai ngantuk.
Sehari semalam acara Survival Yudha 3 berhasil teratasi dengan penuh kegembiraan.
Ngga ada yg kurang pada pelatih, mrk patroli keliling bukit... tp krn anak2 Yudha 3 saat itu memang licin (kaya belut), maka saat berpapasan dg pelatih mulus saja krn kemampuan penyamaran tdk hanya pada pakaian tp juga pd gerak-gerik dll... makanya bs lolos dr pantauan.

Keempat : Saat mengikuti kegiatan Abri Masuk Desa Manunggal III di Desa Turi Sleman. Selama sepekan, personel Menwa Mahakarta Yogyakarta disediakan tempat menginap di rumah2 penduduk desa. Di rumah tempat saya menginap ada sekitar 10 rekan Menwa, kami tidur diruang tamu beralaskan terpal. Dinginnya hawa lembah Merapi terasa begitu mencokot tulang saat malam menjelang. Pekerjaan yang melelahkan sehabis menggali parit di siang hari, membuat kami cepat terlelap dan tidur pulas seusai sholat isya'. Tidak ada lagi yang ngobrol setelah makan malam, karena dimasa itu sebagian besar penduduk Desa Turi belum memiliki televisi.
Suatu malam gerimis... tepatnya malam jum'at kliwon, tengah malam kami mendengar suara jeritan anak kecil, anak bungsu dari tuan rumah. Agaknya dia sedang kesurupan. Dalam gendongan ibunya, anak kecil itu terus menangis dan berteriak-teriak : "... wedhiii, ... wedhiii ". Dia sedang melihat sesuatu yang menakutkan. Semua rekan Menwa terbangun oleh jeritannya. Ada seorang Menwa mencoba membantu dengan do'a, walaupun mulutnya sudah komat-kamit tapi tak berhasil. Satu lagi rekan Menwa lainnya yang konon punya ilmu pernapasan, mencoba menyembuhkan namun juga gagal... bahkan wajahnya keliatan pucat. "Jin yg masuk cukup kuat... dari pada aku malah ikut kesurupan lebih baik mundur", begitu ujarnya sambil menyeka keringat dingin.
Setelah menyadari bahwa Menwa ngga ada yang berhasil mengatasi kesurupan, barulah sang Ayah dari anak tersebut pergi memanggil "orang pintar desa".
Ternyata dia adalah seorang Hansip yang kebetulan sedang tugas ronda. Mas Hansip minta tuan rumah mengambilkan dua helai daun sirih dan segelas air putih. Kemudian Mas Hansip duduk berlutut menghadap ke arah selatan sambil mulutnya komat-kamit baca sesuatu. Tak lama kemudian ia berdiri lagi lalu mencelupkan daun sirih kedalam gelas dan mencipratkannya ke wajah si anak yang masih berteriak-teriak.... spontan anak itu terdiam. Sisa air di gelas ia sapukan ke wajah dan kepala sianak, tak lama anak itupun tertidur pulas.
Menyaksikan prosesi penyembuhan ini, tak satupun Menwa yang bersuara... semuanya diam dan menghela napas lega. Untuk menangani urusan kesurupan ternyata.... Hansip malah lebih Piawai dan jago dalam bidang ilmu ghaib.

Berdasarkan sekelumit pengalaman tersebut, aku ingin kiranya masyarakat Jogja mengenal lebih dekat aktifitas Menwa Mahakarta ... Si Baret Ungu itu. ******

Senin, 02 Agustus 2010

Esensi Ceramah Rasulullah Menjelang Ramadhan

Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan ALLAH dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi ALLAH. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu ALLAH dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Memohonlah kepada ALLAH Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar ALLAH membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan ALLAH di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya.

Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada ALLAH dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika ALLAH Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah! ALLAH ta'ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbul-alamin.

Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi ALLAH nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. Sahabat-sahabat Rasulullah bertanya: "Ya Rasulullah Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian." Rasulullah meneruskan: Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.

Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, ALLAH akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, ALLAH akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, ALLAH akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, ALLAH akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, ALLAH akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa melakukan shalat sunat dibulan ini, ALLAH akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, ALLAH akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Qur'an, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Qur'an pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin berkata: "Aku berdiri dan berkata: "Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?" Jawab Nabi: Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama dibulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan ALLAH".

Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang ALLAH telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu'.

Barangsiapa mendekatkan diri kepada ALLAH dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.

Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan (syahrul muwasah) dan bulan ALLAH memberikan rizqi kepada mukminin di dalamnya.

Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang." Para sahabat berkata, "Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah SAW, "Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.

Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barang siapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya ALLAH mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.

Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya. Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain ALLOH dan mohon ampun kepada-Nya. Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.

Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga. (HR. Ibnu Huzaimah).

Selasa, 23 Februari 2010

Rabu, 17 Februari 2010

HASIL PEMISAHAN VCO


Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni terbuat dari daging kelapa segar. Prosesnya semua dilakukan dalam suhu dibawah 30 C. Daging buah diperas untuk mendapatkan santannya lalu diproses fermentasi. Hasilnya berupa minyak kelapa murni yang rasanya lembut dan bau khas kelapa yang unik. Dalam proses pembuatan VCO ini kendala yang cukup merepotkan yaitu sulit mengambil VCO dari campurannya. Oleh sebab itu perlu dilakukan filterisasi dengan alat pemisah (settler) agar VCO dapat dipisahkan dari Skim dan Krim. Hasil fermentasi santan kelapa akan menjadi 3 (tiga) lapis cairan. Lapisan paling bawah yaitu lapisan skim, lapisan yang berada di tengah adalah lapisan krim, dan lapisan yang berada pada bagian paling atas adalah lapisan Virgin Coconut Oil (VCO). Penggunaan alat settler akan mempermudah pemisahan VCO secara efektif dan efisien. Settler bekerja dengan prinsip mengalirkan fluida dari bagian bawah, dengan demikian maka setiap lapis cairan dapat dikeluarkan. Lapis cairan VCO dialirkan keluar alat settler paling akhir. Biasanya VCO yang diperoleh masih kurang bersih, sehingga perlu dilakukan penyaringan lanjut yaitu dengan menggunakan kain bersih.

Selasa, 15 Desember 2009

SEPUTAR ORGANISASI IKAUT


Alumni UT,
silahkan masuk ...

Rabu, 01 April 2009

TEKNOLOGI BETON RINGAN

PEMANFAATAN PUMICE SEBAGAI PENGGANTI SPLIT
PADA PEMBUATAN BETON RINGAN
Sejak peradaban membangun dimulai, manusia mencari sejenis semen untuk mengikat batu-batuan menjadi massa yang terbentuk dan utuh. Belum diketahui siapa yang berusaha membuat beton untuk pertama kalinya. Namun yang jelas, baik semen maupun beton, sebagaiman pula umumnya banyak bahan bangunan yang lain, bukan lah penemuan yang secara tiba-tiba muncul begitu saja, tapi berkembang secara berangsur dari berbagai upaya trial and error selama beberapa abad.
Dalam millenium yang ketiga ini manusia tidak pernah jauh dari bangunan yang terbuat dari beton. Beton merupakan materi bangunan yang paling banyak digunakan di bumi ini. Dengan beton dibangun bendungan, pipa saluran, fondasi dan basement, bangunan gedung pencakar langit, maupun jalan raya.
Kata beton dalam bahasa Indonesia berasal dari kata yang sama dalam bahasa Belanda. Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus yang berarti tumbuh bersama atau menggabungkan menjadi satu. Dalam bahasa Jepang digunakan kata kotau-zai, yang arti harfiahnya material-material seperti tulang ; mungkin karena agregat mirip tulang-tulang hewan.
Beton adalah material komposit yang rumit. Beton dapat dibuat dengan mudah bahkan oleh mereka yang tidak punya pengertian sama sekali tentang beton teknologi, tetapi pengertian yang salah dari kesederhanaan ini sering menghasilkan persoalan pada produk, antara lain reputasi jelek dari beton sebagai materi bangunan.
Beton mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap tekan, tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah terhadap tarik. Beton tidak selamanya bekerja secara efektif didalam penampang-penampang struktur beton bertulang, hanya bagian tertekan saja yang efektif bekerja, sedangkan bagian beton yang retak dibagian yang tertarik tidak bekerja efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak bermanfaat. Hal inilah yang menyebabkan tidak dapatnya diciptakan srtuktur-struktur beton bertulang dengan bentang yang panjang secara ekonomis, karena terlalu banyak beban mati yang tidak efektif. Di sampimg itu, retak-retak disekitar baja tulangan bisa berbahaya bagi struktur karena merupakan tempat meresapnya air dan udara luar kedalam baja tulangan sehingga terjadi karatan. Putusnya baja tulangan akibat karatan fatal akibatnya bagi struktur.
Dengan kekurangan-kekurangan yang dirasakan pada struktur beton bertulang seperti diuraikan diatas, timbullah gagasan untuk menggunakan kombinasi-kombinasi bahan beton secara lain, yaitu dengan memberikan pratekanan pada beton melalui kabel baja (tendon) yang ditarik atau biasa disebut beton pratekan. Beton pratekan pertama kali ditemukan oleh EUGENE FREYSSINET seorang insinyur Perancis. Ia mengemukakan bahwa untuk mengatasi rangkak, relaksasi dan slip pada jangkar kawat atau pada kabel maka digunakan beton dan baja yang bermutu tinggi. Disamping itu ia juga telah menciptakan suatu system panjang kawat dan system penarikan yang baik, yang hingga kini masih dipakai dan terkenal dengan system FREYSSINET. Dengan demikian, Freyssinet telah berhasil menciptakan suatu jenis struktur baru sebagai tandingan dari strktur beton bertulang. Karena penampang beton tidak pernah tertarik, maka seluruh beban dapat dimanfaatkan seluruhnya dan dengan system ini dimungkinkanlah penciptaan struktur-struktur yang langsing dan bentang-bentang yang panjang.
Beton pratekan untuk pertama kalinya dilaksanakan besar-besaran dengan sukses oleh Freyssinet pada tahun 1933 di Gare Maritime pelabuhan LeHavre (Perancis). Freyssenet sebagai bapak beton pratekan segera diikuti jejaknya oleh para ahli lain dalam mengembangkan lebih lanjut jenis struktur ini. Tujuan pemberian gaya pratekan adalah timbul tegangan-tegangan awal yang berlawanan dengan tegangan- tegangan yang oleh beban-beban kerja. Dengan demikian konstruksi dapat memikul beban yang lebih besar tanpa merubah mutu betonnya.
Sebagai material komposit, sifat beton sangat tergantung pada sifat unsur masing-masing serta interaksi mereka. Ada 3 sistem umum yang melibatkan semen, yaitu pata semen, mortar dan beton. Unsur terurai dari beton terdiri dari semen, air agregat halus dan agregat kasar. Contoh agregat halus adalah pasir, sedangkan contoh agregat kasar adalah split (batu belah dengan ukurannya 5 – 10 mm).
Dalam upaya melakukan terobosan baru melalui litbang beton, maka perlu dilakukan upaya pemanfaatan Pumice atau batu apung sebagai agregat kasar pengganti split karena batu apung memiliki bobot yang cukup ringan dibandingkan dengan split.
Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan gelas volkanik silikat. Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunungapi yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung di dalamnya, dan pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen dalam breksi gunungapi. Sedangkan mineral-mineral yang terdapat dalam batu apung adalah feldspar, kuarsa, obsidian, kristobalit, dan tridimit.
Keberadaan Batu apung selalu berkaitan dengan rangkaian gunungapi berumur Kuarter sampai Tersier. Penyebaran meliputi daerah Serang, Sukabumi, Pulau Lombok, dan Pulau Ternate.
Jenis batuan lainnya yang memiliki struktur fisika dan asal terbentuknya sama dengan batu apung adalah pumicit, volkanik cinter, dan scoria. Didasarkan pada cara pembentukan, distribusi ukuran partikel (fragmen), dan material asalnya, batu apung diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu: sub-areal, sub-aqueous, new ardante, dan hasil endapan ulang (redeposit).
Sifat kimia dan fisika batu apung antara lain, yaitu: mengandung oksida SiO2, Al2O3, Fe2O3, Na2O, K2O, MgO, CaO, TiO2, SO3, dan Cl, hilang pijar (Loss of Ignition) 6%, pH 5, bobot isi ruah 480 – 960 kg/cm3, peresapan air (water absorption) 16,67%, berat jenis 0,8 gr/cm3, hantaran suara (sound transmission) rendah, rasio kuat tekan terhadap beban tinggi, konduktifitas panas (thermal conductivity) rendah, dan ketahanan terhadap api sampai dengan 6 jam.
Berdasarkan spsesifikasi batu apung dengan rasio kuat tekan terhadap beban tinggi, konduktifitas panas rendah, dan ketahanan terhadap api tidak tertutup kemungkinan untuk dapat ditingkatkan segi manfaatnya misalnya diolah menjadi bata ringan, mengingat selama ini stock batu apung yang banyak diperoleh dipasaran hanya untuk keperluan menggosok panci atau pelengkap pot bunga saja.
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari dan mengetahui efektifitas dan efisienitas batu apung sebagai campuran dalam pembuatan beton. Efektifitas merujuk pada mutu, sedangkan efisienitas mengacu pada tingkat keborosan penggunaan bahan tambahan pembuatan beton tersebut.
Manfaat dari percobaan ini adalah untuk menambah pengetahuan teknik dan pemanfaatan batu apung dalam pembuatan beton sehingga dapat memberikan sumbangsih pengetahuan tentang bahan tambahan yang dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan pembuatan beton, karena dengan bobot beton yang relatif ringan maka pemanfaatannya untuk bahan bangunan khususnya bagi apartemen atau gedung bertingkat akan mendukung kekuatan konstruksi.

FENOMENA KOROSI

PERKARATAN BESI DALAM LINGKUNGAN ASAM KUAT
Korosi adalah gejala yang timbul secara alami, pengaruhnya dialami oleh hampir semua zat dan diatur oleh perubahan-perubahan energi, atau gejala yang destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. Korosi logam merupakan peristiwa kerusakan yang dapat dialami oleh berbagai jenis logam. Kerusakan logam terjadi akibat proses oksidasi yang berlangsung antara logam dengan lingkungannya.
Besi akan berkarat karena proses kimia (dalam lingkungan asam asam an-organik), air hujan dan cuaca (udara) sekitarnya. Asam asam an-organik (Asam sulfat, asam nitrat dan asam klorida) adalah larutan yang bersifat elektrolit (dapat menghantarkan arus listrik). Asam kuat ini terionisasi dalam air (pada saat pengenceran) sehingga menimbulkan daya hantar listrik. Larutan ini bereaksi terhadap besi dan konsentrasinya yang tinggi akan mempengaruhi kecepatan laju korosi pada besi. Karat pada besi berlangsung relative lebih cepat dalam lingkungan asam asam an-organik dibanding pada pengaruh air hujan maupun cuaca (udara), hal ini tentu saja disebabkan karena asam-asam an-organik sangat reaktif terhadap logam.
Ketahanan bahan logam terhadap serangan korosi amat ditentukan oleh sifat kimia bahan itu sendiri yaitu mudah atau sukarnya logam menyerap oksigen dari lingkungan. Disamping itu pula amat ditentukan oleh kondisi lingkungan disekitar bahan logam itu berada, misalnya logam yang berada dilingkungan udara panas cenderung terkorosi dibandingkan dengan logam yang berada dilingkungan normal. Begitu pula jika logam berada dilingkungan basah cenderung terkorosi dibandingkan dengan logam yang berada dilingkungan kering. Lebih mudah lagi korosi terjadi jika logam berada dilingkungan yang terdapat bahan kimia (asam kuat misalnya) dibandingkan dengan logam yang berada dilingkungan normal.
Proses korosi dapat terjadi pada banyak aspek kehidupan. Upaya manusia untuk menanggulangi korosi bergantung pada pengetahuan, kepentingan dan ketersediaan dana. Korosi merupakan kebalikan dari proses ekstraksi logam. Proses korosi dapat dipicu/ diperparah oleh keadaan lingkungan. Ilmu korosi adalah ilmu yang mempelajari mekanisne korosi sehingga memberi pemahaman yang lebih baik tentang penyebab korosi dan menemukan cara cara untuk meminimalkan kerugian akibat korosi. Pengaplikasian ilmu dan seni untuk mencegah atau mengendalikan kerusakan akibat korosi secara ekonomis dan aman disebut dengan istilah teknik korosi. Berbagai jenis istilah korosi yang banyak dijumpai dalam buku Ilmu Bahan seperti Korosi Merata, Korosi Galvanik, Korosi Celah, Korosi Sumuran, Environmentally Induced Cracking, SCC ( Stress Corrosion Cracking ), CFC ( Corrosion Fatigue Cracking ), HIC (Hydrogen Induced Cracking ), Hydrogen Damage, Korosi Intergranular, Dealloying atau Korosi Erosi dikemukan para technolog adalah berdasarkan kondisi material setelah peristiwa korosi itu terjadi. Beberapa cara yang dilakukan berbagai ahli untuk mengatasi atau memperlambat korosi yaitu :
1. Pada pembuatan logam diusahakan agar zat-zat yang dicampurkan (impurities) tersebar homogen dalam logam tersebut.
2 Melapisi permukaan logam dengan cat atau minyak, untuk mencegah kontak antara permukaan logam dengan udara.
3. Melakukan galvanisasi (penyalutan), misalnya besi disalut dengan lapisan tipis seng. Seng memiliki Eo lebih kecil dari pada besi, sehingga seng segera teroksidasi membentuk lapisan ZnO yang melindungi permukaan besi.
4. Korosi juga dapat diperlambat, dengan metode mengorbankan anode untuk melindungi katode. Beberapa logam yang lebih mudah mengalami oksidasi sengaja dikorbankan untuk meIindungi logam yang dikehendaki. Untuk melindungi besi dari korosi, di sekitar besi logam lain yang memiliki Eo lebih kecil, misalnya magnesium, lalu dihubungkan dengan besi melalui kawat. Akibatnya, logam magnesium lebih dahulu teroksidasi daripada besi. Metode ini banyak dipakai untuk melindungi pipa-pipa besi yang tertanam dalam tanah atau baling-baling kapal yang berada dibawah permukaan laut.

Rabu, 18 Maret 2009

MAINTENANCE DAN KALIBRASI


CARBOLITE FURNACE type GLM

Carbolite Furnace tipe GLM dengan controller tipe Eurotherm 808 adalah tungku annealing yang dapat bekerja dengan jangkauan suhu maksimum 1200 oC. Pemanas ini memiliki nama lain yaitu LAB line furnace dengan satu chamber sebagai ruang panas untuk sampel yang akan dipanggang. Chamber berdinding kaolin tahan suhu tinggi dan dilingkari heating element yang berhubungan dengan contactor dan control system. Selain itu, furnace dilengkapi pula dengan sebuah thermocouple Platinum Rhodium (Pt-Rh) untuk sensor suhu. Furnace dapat dihidupkan/ dimatikan hanya dengan menekan tombol I/O.
Maintenace dilakukan dengan tujuan untuk mengkondisikan carbolite furnace agar siap pakai dan dapat dimanfaatkan pada percobaan annealing berbagai jenis logam bahan struktur dan dukung.
Kegiatan diawali dengan identifikasi sistim koneksi antar komponen terkait, memasang socket power supply, melakukan uji operasi, melakukan kalibrasi lalu menyusun petunjuk operasi serta perawatan tungku. Hasil yang diharapkan setelah revitalisasi adalah Carbolite Furnace menjadi layak pakai dan siap digunakan.
Carbolite furnace yang memiliki jangkauan suhu sampai 1200 oC, ternyata pada bagian control temperature mengalami kerusakan lalu dilepaskan dari bodi furnace untuk diperbaiki. Didalam control temperature terdapat 1(satu) IC dan 3 (tiga) kondensator yang rusak. Perbaikan dilakukan dengan menyolder IC dan kondensator yang spesifikasinya sesuai. Seluruh komponen tersebut ditest satu persatu dengan avometer dan hubungan antar komponen dipastikan sudah sesuai. Pada test run yang dilakukan, carbolite furnace sudah berfungsi dengan baik.
Tungku dioperasikan pada suhu setting sampai 1000 oC selama 3 (tiga) jam. Setiap terjadi kenaikan suhu setting dilakukan pencatatan waktu dan pengukuran suhu ruang chamber. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan alat Kalibrator Digital Pyrometer.
Pelaksanaan kalibrasi dilakukan untuk mengetahui perubahan suhu yang sebenarnya terjadi pada ruang pemanas yaitu dengan memasang probe thermocouple. Data pengukuran yang terbaca pada display monitor digital dicatat pada setiap pertambahan suhu 100 oC dan dalam waktu yang bersamaan. Carbolite furnace type GLM dengan controller type Eurotherm 808 selesai direvitalisasi. Uji operasi tungku sampai suhu tertinggi yaitu 1000 oC memerlukan total waktu 3 jam. Kenaikan suhu ruang pemanas pada ruang chamber yang membedakan pembacaan suhu tungku dengan pembacaan suhu thermokopel kalibrator berkisar antara 10 oC sampai 24 oC atau atau kurang dari 3%. Kurva kalibrasi yang merupakan hubungan antara suhu furnace dengan waktu menunjukkan garis yang hampir berimpit, hal ini berarti Carbolite furnace memiliki deviasi suhu operasi relative rendah dengan kecepatan rambat panas rata-rata sebesar 15,25 oC/menit. Berdasarkan uji fungsi dan kalibrasi, dapat disimpulkan bahwa Carbolite Furnace telah laik operasi.

Jumat, 13 Maret 2009

UJI KEKERASAN MIKRO

HARDNESS VICKERS NUMBER (HVN)

Kekerasan merupakan ukuran ketahanan material terhadap deformasi tekan. Deformasi yang terjadi dapat berupa kombinasi perilaku elastis dan plastis. Pada permukaan dari dua komponen yang saling bersinggungan dan bergerak satu terhadap lainnya akan terjadi deformasi elastis maupun plastis. Deformasi elastis kemungkinan terjadi pada permukaan yang keras, sedangkan deformasi plastis terjadi pada permukaan yang lebih lunak. Pengaruh deformasi bergantung pada kekerasan permukaan material.
Ada beberapa cara pengukuran kekerasan yang cukup dikenal dalam litbang material diantaranya uji kekerasan gores, uji kekerasan pantul (dinamis) dan uji kekerasan indentasi. Uji kekerasan gores bergantung pada kemampuan gores material yang satu terhadap material lainnya. Uji kekerasan pantul mencakup deformasi dinamis dari permukaan material yang dinyatakan dalam jumlah energi impak yang diserap permukaan logam pada saat benda penekan jatuh. Uji kekerasan indentasi berupa penjejakan oleh sebuah indentor yang keras ditekankan kepermukaan logam yang diuji.
Pada percobaan yang dilakukan, ruang lingkup pengujian hanya dibatasi pada jenis uji kekerasan indentasi menggunakan alat model Leitz Micro Hardness. Perbedaan kekerasan dapat diketahui dari bentuk indentor yang ditekankan pada permukaan material. Alat penguji kekerasan memakai indentor berbentuk piramid ini dapat membuat jejakan pada material dengan sejumlah pembebanan tertentu. Masa penjejakan berlangsung 30 detik dan dapat menghasilkan ketelitian antara 2 - 3 mm. Panjang diagonal jejakan yang diukur pada arah horisontal ditandai sebagai d-1 dan panjang diagonal jejakan pada arah vertikal ditandai sebagai d-2, lalu dihitung d-rerata sebagai panjang diagonal jejakan. Nilai kekerasan material uji dicari pada tabel yang tersedia dengan memproyeksikan d-rerata serta bobot beban yang digunakan, adapun satuan kekerasan vicker's dinyatakan sebagai HVN (Hardness Vicker's Number).
Nilai kekerasan berkaitan dengan kekuatan luluh atau tarik logam, karena selama indentasi (penjejakan) logam mengalami deformasi sehingga terjadi regangan dengan persentase tertentu. Nilai kekerasan Vickers didefinisikan sama dengan beban dibagi luas jejak piramida (indentor) dalam kg/mm2 dan besarnya kurang lebih tiga kali besar tegangan luluh untuk logam-logam yang tidak mengalami pengerjaan pengerasan cukup berarti.

Kamis, 12 Maret 2009

HASIL RANCANG BANGUN ( 3 )

TUNGKU PERLAKUAN PANAS

Penelitian bahan struktur pada umumnya membahas mengenai perubahan strukturmikro, komposisi, kekuatan tarik, kekerasan, ketahanan korosi dan sebagainya yang banyak berhubungan dengan kondisi perlakuan panas. Perubahan strukturmikro dan komposisi terutama setelah logam mengalami perlakuan panas akan mempengaruhi sifat mekanik. Percobaan melalui proses perlakuan panas memberikan data/ informasi tentang karakteristik yang cukup penting untuk pengembangan suatu bahan struktur.
Dalam hal perlakuan panas bahan struktur, telah dibuat tungku listrik (heat treatment furnace) yang memadai yaitu tungku dengan kondisi gas inert. Gas inert (argon) dibutuhkan untuk proses sinter dibawah suhu 1000 oC. Untuk pelaksanaan casting logam non-ferro dapat digunakan sebuah krusibel yang ditempatkan pada ruang chamber. Dimensi chamber dalam bentuk kubus 36x36x36 Cm3 memungkinkan pemakaian krusibel dengan berbagai ukuran. Jangkauan suhu sampai 1000 oC tersebut didukung oleh adanya jenis elemen pemanas jenis Kanthal yang terbentang dengan formasi seri disepanjang 3(tiga) bidang ruang chamber. Ruang chamber dirancang sedemikian rupa terdiri dari 4 (empat) lapis penyekat meliputi batu tahan api setebal 6,5 Cm, Unifiber rockwool tipe R850 (Kao wool) setebal 2,25 Cm, Unifiber rockwool tipe M450 (Glass wool) setebal 2,25 Cm dan plat steel (dinding luar) setebal 3 mm sehingga mampu menahan kehilangan panas sekecil mungkin.
Dirancang-bangun peralatan tersebut adalah dalam rangka penguasaan teknologi pembuatan tungku yang mendukung kebutuhan peralatan litbang bahan struktur. Studi yang dilakukan difokuskan pada perhitungan kebutuhan elemen pemanas, perhitungan neraca panas, pemilihan bahan dan komponen, cara menyusun lapisan penahan panas untuk ruang chamber, instalasi listrik serta teknik perawatannya.

HASIL RANCANG BANGUN ( 2 )

ALAT ADUK LOGAM COR

Pada pengecoran logam paduan Aluminium, penambahan unsur-unsur pemadu seperti Mn (Mangan), Mg (Magnesium) maupun unsur-unsur pengotor seperti Fe (Besi), Cu (Tembaga) dan lainnya, dilakukan setelah skrap logam AlMg2 dilebur menggunakan melting furnace. Pada saat skrap logam mencair, diperlukan proses pengadukan guna meningkatkan homogenitas unsur-unsur paduan pada logam produk cor. Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, telah dibuat 1 (satu) unit alat aduk logam cor yang dapat berputar dengan kapasitas antara 50 – 150 Rpm. Unit alat aduk terdiri dari sebuah dinamo 40 Watt yang bagian ujung porosnya terdapat pemegang tangkai aduk dengan konstruksi vertikal krusibel. Dudukan alat aduk sekaligus berfungsi sebagai tutup krusibel sehingga proses pengadukan logam cair dapat dilakukan lebih aman.
Unit pengaduk logam cor digunakan sebagai sarana dukung pada proses pembuatan logam paduan khususnya logam paduan Aluminium (AlMg2 atau AlMgSi) dengan cara casting. Tujuan rancang-bangun alat aduk logam cor ini adalah untuk meningkatkan homogenitas pada penambahan unsur paduan dengan unsur utama dari logam produk tuang dengan cara pengadukan.

APLIKASI MIKROSKOP OPTIK



STRUKTUR MIKRO LOGAM

Mutu hasil proses peleburan logam aluminium dapat diketahui dengan cara menganalisa mikrostrukturnya yaitu melalui teknik metalografi atau mikroskopi. Keadaan mikrostruktur, dalam hal ini grain size (ukuran butir) sangat berpengaruh terhadap sifat mekanis logam. Pengerjaan metalografi terhadap coran logam akan menampilkan mikrostruktur yang membantu interpretasi kualitatif maupun kuantitatif.
Tahapan pekerjaan yang dilakukan untuk menganalisa mikrostruktur coran logam seperti paduan Aluminium meliputi Sampling-cutting­sectioning (pencuplikan), coarse grinding (pengasahan kasar), mounting (penanaman), fine grinding (pengasahan halus), rough polishing (pemolesan kasar), pemolesan akhir, selanjutnya coran Aluminium dietsa dengan reagen dari campuran beberapa bahan kimia antara lain: 10 mL HCl + 30 mL HN03 + 5 gr FeCl3 + 20 ml H2O.
Pada pengetsaan logam problema yang biasanya dialami adalah dalam hal mendapatkan gambar butir-butir kontras yang membedakan butiran satu dengan lainnya. Tampilan gambar kontras yang diamati melalui mikroskop akan sangat membantu interpretasi kualitatif maupun kuantitatif yang berkaitan dengan keberhasilan dalam peng­analisaan bahan. Beberapa metode pengetsaan yang umum dilakukan antara lain adalah metode optik, elektrokimia (kimia), dan fisika. Etching dengan metode kimia kiranya yang paling praktis dan dilakukan dalam percobaan ini. Dalam teknik etching larutan pengetsa bereaksi dengan permukaan cuplikan tanpa menggunakan arus lis­trik. Peristiwa etching metode ini berlangsung oleh adanya pelarutan selektif sesuai dengan karakteristik elektrokimia yang dimiliki oleh masing-masing area per­mukaan bahan. Selama pengetsaan, ion-ion positif dari logam me­ninggalkan permukaan bahan uji lalu berdifusi kedalam elektrolit ekivalen dengan sejumlah elektron yang ter­dapat dalam bahan tersebut. Dalam proses etching secara langsung, apabila ion metal tersebut meninggalkan permukaan bahan lalu bereak­si dengan ion-ion non logam dalam elektrolit sehingga membentuk senyawa tak larut, maka lapisan presipitasi akan terbentuk menempel pada permukaan bahan dengan berbagai jenis ketebalan. Ketebalan lapisan ini sebagai fungsi dari komposisi dan orientasi struktur mikro yang lepas kedalam larutan. Lapisan ini dapat menampilkan interferensi corak warna disebabkan karena variasi ketebalan lapisan dan ditentukan oleh mikrostruktur logam yang ada dibawahnya.
Cuplikan yang merupakan potongan-potongan bagian dalam aluminium hasil tuang diamati dengan Optical Microsco­py lalu dilakukan pemotretan. Pengamatan pada foto mikrostruktur, secara umum memperlihatkan adanya bentuk matrik induk yang bewarna terang dan partikel-partikel bewarna gelap yang mengarah kebatas butir. Jumlah partikel yang bewarna gelap pada benda hasil tuang umumnya tergantung pada kecepatan laju pendinginan. Semakin cepat laju pendingi­nan, maka kecepatan pertumbuhan butir akan lebih rendah dari pada kecepatan nukleasi, sehingga butir yang diha­silkan menjadi halus sehingga kekerasan dan kekuatan tarik akan tinggi.
Berdasarkan pengalaman teknis metalografi maka untuk mendapatkan tampilan permukaan logam yang kontras khususnya batas antar butir, faktor yang menentukan pada prin­sipnya adalah keterampilan teknisi dalam preparasi sampel mulai dari Pencuplikan sampai Pemole­san. Selanjutnya, pada saat pengetsaan maka faktor yang menentukan keberhasilan adalah pengetahuan dalam memilih formula etsa berikut metodenya yang tepat. Faktor lain yang juga cukup penting adalah kemampuan dalam mengaplikasikan mikroskop terutama teknik pengaturan cahaya serta fokus gambar batas antar butir logam.

Rabu, 25 Februari 2009

HASIL RANCANG BANGUN ( 1 )


VIBRATOR LOGAM COR NON FEROUS

Pengecoran (casting) merupakan salah satu metoda pembentukan logam dengan cara memanaskan logam sampai titik leburnya dan dilanjutkan dengan penuangan logam cair kedalam suatu cetakan sampai terjadi pembekuan. Dalam proses pengecoran terdapat berbagai fenomena yang berhubungan dengan masalah karakteristik logam yang diinginkan, terutama yang berkaitan dengan peningkatan kekuatan logam produk cor. Sebagaimana diketahui bahwa kekuatan logam dipengaruhi oleh keadaan ukuran butir, makin halus ukuran butir maka kekerasan semakin meningkat. Upaya memperhalus ukuran butir dilakukan dengan cara memberikan getaran (vibrasi) pada cetakan logam pada saat dilakukan penuangan logam cair. Dalam proses pembekuan logam cor, getaran pada frequensi tertentu dapat memberikan pengaruh terhadap pembentukan struktur mikro logam. Landasan teori yang berkenaan dengan masalah tersebut menyatakan bahwa getaran mengakibatkan terjadinya fragmentasi atau penghancuran kristal awal (dendrit) sehingga terjadi peningkatan jumlah nukleasi pada logam cair. Nukleasi terjadi tanpa adanya unsur-unsur asing dan inti butir yang dihasilkan semata-mata berasal dari fasa cair. Proses demikian dikenal dengan nama nukleasi homogen. Dalam pengertian umum, nukleasi adalah terbentuknya titik-titik dalam fasa cair dimana pada titik-titik tersebut sejumlah atom dapat diendapkan untuk tumbuh menjadi kristal padat. Proses transformasi diawali dengan pemben-tukan partikel padat yang sangat kecil yang disebut inti (nuklei) disepanjang dinding cetakan. Selanjutnya terjadi pertumbuhan inti menjadi kristal. Meningkatnya jumlah nukleasi yang disebabkan penghancuran kristal awal (dendrit) oleh getaran (vibrasi) akan menghasilkan logam cor dengan ukuran butir yang halus. Percobaan dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari efek perlakuan getar terhadap pertumbuhan butir dan kekerasan logam paduan AlMg2 berdasarkan lama waktu getar dan tinggi frequensi getar. Pada percobaan tersebut, energi tambahan (getaran) yang diberikan adalah bersumber dari perlakuan vibrasi. Dengan meningkatnya kekuatan getar (frequensi) maka energi atom batas butir selama proses nukleasi akan lebih efektif menghancurkan lengan-lengan dendrit dan menghambat pertumbuhan kristal awal. Semakin tinggi freqwensi getaran yang diberikan, semakin meningkat pula jumlah nukleasi sehingga akan dihasilkan logam cor dengan ukuran butir yang halus. Vibrasi yang dilakukan pada proses pembekuan logam cair AlMg2 dapat memperhalus ukuran butir sehingga meningkatkan kekerasan material.

PELEBURAN ALUMINIUM

DAUR ULANG LIMBAH PLASTIK BER-ALUMINIUM FOIL

Penelitian daur ulang sampah bungkus minuman instan yang mengandung aluminium foil (lapisan tipis dibagian dalam bungkus) dilakukan untuk mengetahui mutu produk teknologi proses peleburan yang dilakukan dengan cara konvensional.
Aluminium merupakan bahan logam yang banyak digunakan dalam berbagai keperluan seperti untuk melapisi badan pesawat terbang, untuk perabot rumah tangga, untuk kaleng minuman karena mampu memberikan kekuatan mekanik yang baik, tahan korosi, serta memiliki mampu-cor yang baik.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji teknologi pemungutan kembali unsur aluminium yang menempel dibagian dalam sampah plastik kemasan minuman instan. Disamping itu juga dilakukan analisis mikrostruktur dan kekerasan mikro guna mengetahui mutu produk daur ulang tersebut.
Bertitik tolak pada kesulitan - kesulitan dalam penanganan sampah non-organik maka penulis melakukan suatu observasi langsung ke tempat daur ulang sampah plastik aluminium foil dan penelitian mutu produk dengan permasalahan sebagai berikut:
“Bagaimanakah teknologi sederhana untuk mendaur-ulang sampah plastik yang mengandung selaput aluminium foil sehingga dapat diperoleh aluminium batangan dan bagaimanakah mutu produk Aluminium ditinjau dari segi mikrostruktur dan kekerasan mikronya ?”
Bahan-bahan yang diperlukan pada proses daur ulang ini meliputi bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama adalah bahan baku yang terdiri dari sampah bungkus minuman instan atau bungkus obat yang mengandung aluminium foil dan jika ada ditambah anfalan (barang rongsokan) seperti kaleng minuman, potongan plat atau pipa aluminium. Bahan pendukungnya berupa greyhon, dibutuhkan pada saat menyalakan api. Greyhon adalah bahan aditif yang berfungsi untuk meningkatkan nyala api dan memisahkan lagam murni dari oksidanya. Oksida atau pengotor akan mengambang diatas permukaan logam cair dan dibuang dengan menggunakan centong.
Adapun alat peleburan terdiri dari Termokopel untuk mengukur temperatur peleburan, besi pengaduk untuk meratakan nyala api, centong untuk menuangkan cairan aluminium, tungku peleburan dari drum yang bagian dalamnya dilapis bata tahan api dan cetakan terbuat dari baja untuk membekukan cairan aluminium. Cetakan aluminium cair ini memiliki ukuran panjang 56 Cm, lebar 13,5 Cm sedangkan ketebalannya 6,0 Cm. Tungku termasuk semua peralatan masih terbelakang dan ini sengaja diciptakan untuk menghemat biaya produksi. Tungku yang dipakai berjumlah 9 buah ini kalau dioperasikan secara maksimal akan menghasilkan 10 batang alumunium atau kalau bahan bakunya cukup baik akan menghasilkan ±1 kwintal logam aluminium perhari. Berikut ini sebuah tayangan video mengenai teknik penuangan/ pencetakan logam cair. Proses yang dilakukan tidak konvensional namun semi modern dan diunduh dari youtube untuk sekedar menambah pengetahuan mengenai kondisi bengkel peleburan aluminium.

Pada proses peleburan ini, mula-mula sampah kemasan aluminium foil dimasukkan secara bertahap yaitu kira-kira 50% dari kapasitas tungku. Selanjutnya masukkan greyhon (bahan bakar) yang dibungkus dengan grenjeng (kertas timah rokok) dan dinyalakan apinya. Ketika api mulai menyala greyhon terus ditambahkan hingga api membesar. Setelah itu semua bahan utama dan anfalan (barang rongsokan) aluminium dimasukkan sampai tungku penuh. Petugas terus menekan-nekan bungkus aluminium foil untuk membantu mempercepat proses pencairan. Selama proses berlangsung, suhu lebur logam dipantau dengan termo-kopel. Apabila telah terjadi pencairan logam aluminium kemudian kotoran yang mengapung dalam bentuk terak dibuang memakai centong. Penuangan logam cair Aluminium ke cetakan baja juga dilakukan menggunakan centong. Pembekuan logam cair dengan udara terbuka sampai menjadi dingin dan aman dipegang berlangsung selama 10-12 jam. Setelah beberapa saat logam cair membeku selanjutnya coran dikeluarkan dari dalam cetakan. Coran tersebut kemudian dipreparasi untuk dianalisa mikrostrukturnya menggunakan alat mikroskop optik dan diuji kekerasannya menggunakan alat micro hardness tester.